STOP meniup makanan panas, Ini alasannya!!!

“Kenapa kita tidak diperbolehkan meniup makanan / minuman yang panas?”

            Ketika kita hendak menyantap makanan yang panas kebiasaan kita pasti meniup makanan tersebut agar makanan tersebut cepat dingin. Tapi indahnya islam, islam memperhatikan hal ini karena berkaitan dengan Kesehatan

            Larangan bernafas di dalam wadah dan juga larangan meniup – niup saat minum termasuk salah satu adab makan. Adab ini sering terlewat karenakita ingin segera menikmati makananyang sedang panas. Padahal menunggu sebentar tanpa harus ditiupitu lebih baik dan lebih selamat. Karena perlu diketahui oleh kita saat seseorang meniup suatu makanan, udara yang keluar sejatinya adalah udara yang tidak bersih. Dan karena inilah Rasulullah ﷺ .

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

نَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ يُتَنَفَّسَ فِى الإِنَاءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيه

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari bernafas di dalam wadah air (bejana) atau meniupnya.” (HR. Tirmidzi no. 1888, Abu Daud no. 3728, dan Ibnu Majah no. 3429. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

            Dari hadist di atas, Nabi ﷺ sudah jelas melrang kita untuk tidak barnafas dan meniup di dalam bejana. Nabi ﷺ melrang kita untuk melakukan hal itu pasti dengan adanya suatu alas an. Alasan mengapa kita dilarang meniup dan bernafas di dalam bejana, sebagaimana yang dikatakan oleh imam Nawawi:

“ Larangan bernafas di dalam gelas Ketika minum termasuk adab. Karena dikhawatirkan akan mengotori air minum atau ada sesuatu yang jatuh dari mulut atau hidung atau semacamnya”.

            Hal yang sama juga dikatakan oleh ibnu Qoyyim:

“ Meniup minuman bisa menyebabkan air terkena bau yang tidak sedap dari mulut orang yang meniup sehingga membuat air itu jijik untuk diminum. Terutama Ketika terjadi bau mulut. Kesimpulannya, nafas orang yang meniup akan bercampur dengan minuman itu. Karena itulah Rasul ﷺ  menggabungkan larangan bernafas di dalam gelas dengan meniup isi gelas.”

            Ada beberapa efek negatif yang ditimbulkan dan bisa dijadikan alasan lain dilarangnya “ meniup makanan/ minuman yang panas”:

1. Hilangnya keberkahan.

Ada salah satu sahabat berkata: “ Rasul ﷺ  tidak menyukai makanan panas, dan pernah sesekali beliau berkata: Makanlah makanan yang sudah dingin karena itu adalah obat dan ingatlah makanan yang panas tidak mempunyai keberkahan di dalamnya”.

2. Mengubah rasa/aroma.

3. Mengindikasikan sifat buru-buru, serakah, dan tidak sabaran.

Abu Said al-Khudri r.a. mengatakan: “ ingin segera makan makanan yang panas mengindikasikan sifat buru-buru, dan tidak sabaran.

4. Menunjukkan sifat jorok.


Selain dilarang dalam islam, meniup makanan/ minuman yang panas juga berpengaruh dari sisi Kesehatan. Yaitu bisa menimbulkan metabolisme tubuh tidak seimbang. Karena ketika CO2 (Karbon dioksida) dari pernapasan bertemu dengan H2O (air)  akan membentuk H2CO3 ( Asam Karbonat). Jika terlalu banyak akan menyebabkan tubuh berada dalam asidosis ( keasaman darah meningkat). Asam Karbonat yang masuk ke dalam tubuh juga bisa menyebabkan penyakit jantung dan menyebabkan kinerja ginjal menurun atau bahkan tidak berfungsi.

Syekh Ibnu Utsaimin mengatakan, seabagian ulama memperbolehkannya ketika butuh. Namun Syekh Ibnu Utsaimin sendiri berpendapat tidak boleh. Imam Nawawi mengatakan hukumnya makruh, boleh tapi dibenci Allah ﷻ. Daripada harus ditiup yang dapat mengakibatkan hal-hal negatif di atas, kitab bisa melakukan solusi untuk mendinginkan minuman tanpa harus ditiup yaitu dengan cara menuangkan minuman itu ke wadah lain lalu membalikkanya kembali. Atau juga bisa menggunakan kipas untuk mendinginkan makanan dengan syarat, kipas itu bersih dari kotoran dan debu. 

Referensi:

https://rumaysho.com/6930-meniup-niup-minuman-yang-panas.html
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-7008534/larangan-meniup-makanan-dan-minuman-dalam-islam-ini-dalilnya
Jangan pernah bosan berdoa, karya Risyad Bay – hal. 144-149

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *