Efek samping obat kimia: Risiko yang sering diabaikan

Pada zaman sekarang obat-obatan kimia telah digunakan masyarakat umum secara bebas untuk mengatasi berbagai penyakit, karena obat-obatan kimia dapat mengatasi segala penyakit dengan efektif dan aman. Padahal banyak yang tidak mengetahui apa risiko setelah mengonsumsi obat-obatan kimia tersebut. Bahkan banyak sekali orang-orang yang tidak menyadari bahwa efek samping meminum obat-obatan kimia akan muncul secara tidak langsung. Maka dari itu kami akan membahas risiko-risiko mengonsumsi obat-obatan kimia yang sering diabaikan oleh masyarakat.

Berikut beberapa contoh obat kimia dan risiko yang terjadi pada penggunanya:

1. Sakit Kepala

Efek ini sering terjadi saat mengonsumsi obat jantung yang melebarkan pembuluh darah, terutama obat angina. Bagi pederita penyakit jantung, obat ini efektif mencegah serangan jantung. Namun dampak yang terjadi bisa menimbulkan sakit kepala yang parah. Sebab, jika diberi pilihan antara sakit kepala atau kematian akibat serangan jantung, orang tentu lebih memilih menanggung sakit kepala tersebut daripada kehilangan nyawa.

2. Nyeri Otot

Nyeri otot ini biasanya terjadi pada orang yang sedang mengonsumsi obat untuk mengatasi masalah kolesterol. Sekitar 1 dari 20 orang yang rutin mengonsumsi obat kolesterol mengalami efek samping berupa nyeri otot. Jika benar-benar khawatir hubungi dokter yang meresepkan anda untuk mengurangi dosis atau menggantinya dengan obat lain dengan efek samping yang lebih sedikit.

3. Penurunan Fungsi Hati

Mengonsumsi obat pereda nyeri dengan dosis yang tidak tepat dalam jangka waktu lama dapat memperburuk fungsi hati. Hal ini karena obat tersebut dimetabolisme di hati. Contoh obat yang biasa di konsumsi untuk meredakan nyeri adalah asetaminofen. Oleh karena itu berhati-hati lah saat mengosumsinya. Jika timbul nyeri, jangan langsung memberi obat. Lakukan penanganan awal misalnya dengan melakukan kompres panas atau dingin, mengistirahatkan area tubuh yang nyeri dan mengangkat area nyeri lebih tinggi dari tubuh dengan tekanan ringan.

4. Mual

Mengonsumsi obat jenis antibiotik dan antikanker, seperti eritromisin, obat reumatologi, dan fluoroquiolones, dapat menimbulkan rasa mual yang tidak menyenangkan pada penggunaannya. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan makan sebelum minum obat. Dan cara ini, obat yang masuk ke perut tidak akan cepat terurai. Jika khawatir akan mual, meminum obat anti mual 1 jam sebelum makan dapat membantu.

5. Gangguan Kesehatan Mental

Mengonsumsi obat selain dosis yang tepat dapat mempengaruhi suasana hati. Efek overdosis jangka panjang bahkan bisa menyebabkan gangguan mental permanen. Kemungkinan masalah psikologis seperti kecemasan, depresi, dan kelupaan.

6. Laju Pernapasan Lambat

Opioid sering digunakan untuk mengatasi nyeri. Penyalagunaan obat resep ini dapat memperlambat laju pernapasan. Dalam kasus yang lebih parah laju pernapasan bisa melambat dan menyebabkan henti napas. Kurangnya oksigen dapat menyebabkan, dan bahkan kematian.

7. Kejang

Stimulan sering digunakan untuk mengobati gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD) dan gangguan tidur. Namun, mengonsumsi obat ini terlalu banyak justru dapat meningkatkan suhu tubuh dan menyebabkan kejang.

Kesimpulan

Dengan kita mengetahui risiko-risiko penggunaan obat kimia, tanpa mengetahui efek samping dari obat-obatan tersebut apakah kita masih berani untuk mengonsumsinya secara berlebihan? Maka mulai dari sekarang, yuk kita menggunakan obat-obatan kimia dengan bijak!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *